Minggu, 11 Januari 2009
PFJ
ANATOMI JANTUNG
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah (www.dokterfoto.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis (www.dokterfoto.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
Jantung memiliki bebrapa katup yang membatasi antara ruang-ruangnya. Katup Trikuspid yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup Semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta ke trunkus pulmonary (www.lindsey.com, diakses pada 20 November 2008).
Fungsi dari katup atrioventrikular (katup trikuspidalis dan kaatup mitralis) adalah mencega aliran balik daraah yang berasal dari ventrikel menuju ke atrium selama fase sistolik, dan katup semilunar (katup aorta dan katup pumonalis) mencegah aliran balik darah yang berasal dari aorta dan arteri pulmonaliskembali ke ventrikel selama diastolik. Semua katup tersebut, menutup dan membuka secara pasif. Yaitu, katup-katup ini akan menutup sewaktu gradient tekan balik mendorong darah kembali ke belakang, dan katup-katup ini akan membuka bila gradient tekanan kea rah depan mendorong darah ke depan.Dengan alas an anatomi yang jelas, penutupan katup A-V yang tipis dan mirip selaput ini hamper tidak membutuhkan aliran balik darh, sedangkan katup semilunar yang jauh lebih tebal membutuhkan aliran balik yang agak kuat selama beberapa milidetik untuk menutup (Guyton & Hall :2000).
Fungsi Muscularis papillaris berkontraksi, tetapi berlawanaan dengan apa yang diharapkan, muskulus papilaris ini tidak membantu menutup katup terseut. Sebaliknya, selama kontraksi ventrikel, muskulus papilllraris ini menrik daun-daun katup ke dalam, menuju kea rah ventrikel untuk menvegah agar katup tidak embonjol terlalu jauh kebelakang, kea rah atrium. Bila korda tendinea robek atau salah satu muskulus papilaris ini lumpuh, ktup akan membonjol jauh kebelakang, begitu jauh sehingga kadang-kadang terjadi kebocoran yang hebat dan mengakibatkan ketidak-mampuan jantung yang parah atau yang mematikan (www.Fungsikatup.com,diakses pada 20 November 2008).
Katup aorta dan pulmonalis memiliki cara kerja yang cukup berbeda dengan katup A-V. Pertama, bila dibandingkan dengan penutupan katup A-V yang lebih lembut, tekanan yang tinggi dalam arteri pada akhir sistolik akan menyebabkan katup semilunar mengatup dengan keras sehingga timbul keadaan tertutup. Kedua, karena pembukaan yang lebih kecil, kecepatan ejeksi darah melewati katup aorta dan pulmonalis jauh jauh lebih besar daripada kecepatan ejeksi yang melewati katup A-V yang jaauh lebih besar. Juga karena penutupan dan penyemprotan yang berlangsung cepat, tetapi katup semilunaar cenderung mendapat abrasi mekanis yang lebih besar dibhandingkan dengan katup A-V, yang juga disokong oleh korda tendinea. Hal ini terlihat nyata dari keadaan anatomi katup aorta dan pumonalis, bahwa katup-katup ini dapat menyesuaikan diri dengan baik untuk dapat menahan trauma fisik tambahan ini (Guyton & Hall :2000).
SIKLUS JANTUNG PADA MANUSIA
Siklus jantung terdiri dari tiga kejadian (Anonim. 2008. Anatomi Fisiologi Sistem Cardiovaskuler. [online]. http:// Anatomi Fisiolog Sistem Cardiovaskuler«Fraxawant’s.htm).:
1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan repolarisasi.
2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
3. Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan dan penutupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
Adapun dalam melakukan satu siklus, jantung mengalami empat fase-fase (www.siklusjantung/wiki/org.com, diakses pada 20 November 2008):
1. Fase pengisian
Fase ini dimulai pada saat tekanan atrium meningkat, sehingga darah masuk dari atrium ke ventrikel yang tekanannya lebih rendah. Katup A-V 9Katu triikuspidal dan katup mitral) terbuka pada fase ini sehingga darah bias masuk ke dalam ventrikel.
2. Fase Kontraksi Isovolemik.
Terjadinya peningkatan tekanan pada ventrikel yang melebihi tekanan pada atrium menyebabkan katup A-V tertutup. Penutupan katup ini mengakibatkan bunyi jantung pertama dan merupakan awal dari systole. Darah yang pada fase pertama dikirim ke ventrikel oleh atrium tidak dapat lagi kembali ke atrium karena tertutupnya katup A-V dan adanya muskulus papilaris yang berkontraksi.
3. Fase Ejeksi
Fase ini dimulai dari tekanan ventrikel yang semakin meningkat dan melebihi tekanan pada arteri aorta dan pulmonalis. Peningkatan tekanan ventrikel ini mengakibatkan terbukanyaa katup semilunar (katup aorta dan katup pulmonal) sehingga darah dapat masuk ke arteri aorta dan pulmonal,
4. Fase Relaksasi Isovolimetrik
Keadaan ini berlangsung ketika tekanan ventrikelmulai menurun. Penurunan ini menyebabkan tekanan pada aorta dan arteri pulmonal lebih tinggi sehingga katup aorta dan pulmonal menutup. Namun, saat ventrikel berelaksasi, tekanan aorta besar berdilatasi mendorong darah kembali ke ventrikel sbelum katup semilinar tertupu dan ini merupakan denyut jantung kedua dan merupakan awal dari diastole.
PENGATURAN OLEH SISTOLE DAN DIASTOLE
a. Sistole
Kontraksi dari serat otot jantung dalam ventrikel disebut systole. Ketika ventrikel-ventrikel berkontraksi, mereka memompa darah dari ruangan ventrikel-ventrikel hingga arteri jantung. Ventrikel kiri dikosongkan ke aorta dan ventrikel kanan ke arteri pulmonal. Peningkatan tekanan ke kontraksi vebtrikel biasanya disebut tekanan sistolik (www.Heart Physiology.com, diakses pada 20 November 2008).
Selain itu, sistole adalah periode watu ketika jantung sedang berkontraksi. Periode spesifik ini terjadi ketika vebtrikel kiri dari jantung berkontraksi. Tekanan systole lebih jelas pada tekanan arteri maksimum selama kontraksi dari ventrikel kiri jantung (www.MedicineNet.com, dieakses pada 20 November 2008).
b. Diastole
Relaksasi dari serat otot jantung pada ventrikel disebut diastole. Ketika vebtrikel-ventrikel relaksasi/ beristirahat, mereka membuat ruangan untuk menerima darah dari atrium. Penurunan tekanan ini untuk berelaksasi dari ventrikel-ventrikel disebut tekanan diastole (www. Heart Physiology.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
BUNYI JANTUNG ATAU SUARA JANTUNG
Bunyi jantung adalah bunyi yang digenerasikan oleh detakan jantung dan hasil aliran darah yang melewatinya. Ini juga disebut detak jantung. Pada auskultasi jantung, salah satu pemeriksaan digunakan sebuah stetoskop untuk mendengarkan bunyi irama jantung, dimana menghasilkan informasi yang penting tentang kondisi dari jantung (www.HeartSound.com, diakses pada 20 November 2008).
Untuk orang dewasa yang sehat, terdapat dua bunyi jantung normal yang biasa digambarkan dengan bunyi “lub dan dub”, yang terjadi pada urutan dengan masing-masing denyut jantung. Ini adalah bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung kedua (S2). Hasil dari aliran turbulensi terhadap penutupan katup AV dan katup semilunar secara respek. Selain dari suara-suara normal ini, variasi dari bunyi-bunyi yang lain mungkin juga termasuk murmur jantung, bunyi-bunyi adenitis, dan irama gallop S3 dan S4 (www.HeartSound.com, diakses pada 20 November 2008).
1. Bunyi Jantung Pertama (S1)
Semula diduga bahwa penyebab dari bunyi jantung adalah benturan dari daun-daun katup secara bersama-sama sehingga menimbulkan getaran, tetapi hal ini ternyata hanya menimbulkan suara lemah, jika tidak sama sekali, akibat efek peredaman oleh darah. Ternyata, penyebab bunyi ialah getaran pada katup yang tegang segera setalah penutupan bersama dengan getaran daarah yang berdekatan, dinding jantung, dan pembuluh-pembuluh utama sekitar jantung. Jadi,dalam mencetuskan bunyi jantung pertama, kontraksi ventrikel menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba yang mengenai katup A-V (katup mitral dan katup trikuspidal), sehingga katup ini mencembung kea rah atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini. Elastisitas dari katup yang tegang kemudian akan mendorong daarah kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan. Peristiwa ini menyebabkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada, sehingga dapat terdengar sebagai bunyi melalui stetoskop (Guyton & Hal : 2000).
2. Bunyi Jantung Kedua (S2)
Bunyi ini ditimbulkan oleh penutupan katup semilunar yang berlangsung tiba-tiba. Ketika katup semilunar menutup, katup ini menonjol kea rah ventrikel dan regang elastic katup akan melentingkan darah kembali ke arteri, yang menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara dinding arteri dan katup semilunar dan juga antara katup dan dinding ventrikel. Getaran yang terjadidi dinding arteri kemudian dihantarkan di sepanjang arteri. Bila getaran dari pembuluh atau vebtrikel mengenai “dinding suara”, misalnya dinding dada, getaran ini menimbulkan suara yang dapat didengar (Guyton & Hall : 2000).
Bunyi jantung kedua secara normal memiliki frekuensi lebih tinggi daripada bunyi jantung pertama karena dua alas an berikut:
a. Ketegangan katup semilunaris jauh lebih besar dibandingkan dengan katup A-V
b. Koefisien elastisitas arteri lebih besar sehingga menyebabkan ruang-ruang utama jantung bergetar selaama bunyi kedua, bandingkan dengan ruang ventricular yang jauh lebih longgar yang menimbulkan system getaran pada bunyi jantung pertama.
3. Bunyi Jantung Ketiga (S3)
Ada beberapa macam sebutan untuk bunyi jantung ketiga yaitu, protodiastolik gallop, ventricular gallop,dsb. Suara jantung ketiga biasanya pada pemuda dan beberapa atlet yang terlatih, tetapi juga kemudian muncul kembali dalam kehidupan, itu merupakan sinyal dari problem jantung seperti kegagalan ventrikel kiri seperti pada CHF. S3 juga disebabkan oleh osilasi dari darah bolak-balik dan keempat diantara dinding-dinding dari ventrikel-ventrikel diinisiasikan oleh getaran darah dari atrium. Alasan sehingga bunyi jantung ketiga tidak terjadi sampai sepertiga bagian dari diastole adalah kemungkinan karena pada awal bagian dari diastole. Ventrikel-ventrikel yang tidak diisi cukup untuk menciptakan ketegangan yang cukup untuk gema. Hal ini mungkin juga hasil dari tensing dari chordate tendineae cepat saat mengisi dan peluasan kamar jantung (www.Normal_Heart_Sound/wiki/org.com, diakses pada 20 Novemberv 2008).
4. Bunyi Jantung Keempat/Bunyi Atrium (S4)
Pada beberapa orang, bunyi atrium dapat terekam pada fonokardiogram, tetapi dengan stetoskop hamper tidak dapat terdengar karena frekuensinya yang rendah biasnya 20 siklus/detik atau kurang. Bunyi ini timbul pada waktu atrium berkontraksi, dan mungkin disebabkan oleh munculnya darah ke dalam vebtrikel, sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi jantung ketiga (Guyton & Hall : 2000).
TEMPAT UNTUK MELAKUKAN AUSKULTASI BUNYI JANTUNG NORMAL
Tempat untuk mendengarkan berbagai bunyi jantung tidak tepat diatas katup yang akan didengarkan. Tempat mendengarkan bunyi katup aorta terletak diatas aorta karena penghantaran suara naik ke aorta, area pulmonal terletak diatas arteri pulmonal, area trikuspidal berada diatas ventrikel kanan, dan area mitral di atas apeks jantung, yang merupakan bagian ventrikel kiri. Yang terdekat dengan diding dada karena jantung berputar sedemikian rupa sehingga sebagaian besar ventrikel kiri terletak dibelakang ventrikel kanan. Dengan kata lain, bunyi dari katup-katup A-V dihantarkan ke dinding dada melalui ventrikel yang bersangkutan., sedangkan bunyi dari katup-katup semilunaris dihantarkan terutama sepanjang pembuluh besar yang berasal dari jantung (Zaicong Li : 2002).
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah (www.dokterfoto.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis (www.dokterfoto.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
Jantung memiliki bebrapa katup yang membatasi antara ruang-ruangnya. Katup Trikuspid yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup Semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta ke trunkus pulmonary (www.lindsey.com, diakses pada 20 November 2008).
Fungsi dari katup atrioventrikular (katup trikuspidalis dan kaatup mitralis) adalah mencega aliran balik daraah yang berasal dari ventrikel menuju ke atrium selama fase sistolik, dan katup semilunar (katup aorta dan katup pumonalis) mencegah aliran balik darah yang berasal dari aorta dan arteri pulmonaliskembali ke ventrikel selama diastolik. Semua katup tersebut, menutup dan membuka secara pasif. Yaitu, katup-katup ini akan menutup sewaktu gradient tekan balik mendorong darah kembali ke belakang, dan katup-katup ini akan membuka bila gradient tekanan kea rah depan mendorong darah ke depan.Dengan alas an anatomi yang jelas, penutupan katup A-V yang tipis dan mirip selaput ini hamper tidak membutuhkan aliran balik darh, sedangkan katup semilunar yang jauh lebih tebal membutuhkan aliran balik yang agak kuat selama beberapa milidetik untuk menutup (Guyton & Hall :2000).
Fungsi Muscularis papillaris berkontraksi, tetapi berlawanaan dengan apa yang diharapkan, muskulus papilaris ini tidak membantu menutup katup terseut. Sebaliknya, selama kontraksi ventrikel, muskulus papilllraris ini menrik daun-daun katup ke dalam, menuju kea rah ventrikel untuk menvegah agar katup tidak embonjol terlalu jauh kebelakang, kea rah atrium. Bila korda tendinea robek atau salah satu muskulus papilaris ini lumpuh, ktup akan membonjol jauh kebelakang, begitu jauh sehingga kadang-kadang terjadi kebocoran yang hebat dan mengakibatkan ketidak-mampuan jantung yang parah atau yang mematikan (www.Fungsikatup.com,diakses pada 20 November 2008).
Katup aorta dan pulmonalis memiliki cara kerja yang cukup berbeda dengan katup A-V. Pertama, bila dibandingkan dengan penutupan katup A-V yang lebih lembut, tekanan yang tinggi dalam arteri pada akhir sistolik akan menyebabkan katup semilunar mengatup dengan keras sehingga timbul keadaan tertutup. Kedua, karena pembukaan yang lebih kecil, kecepatan ejeksi darah melewati katup aorta dan pulmonalis jauh jauh lebih besar daripada kecepatan ejeksi yang melewati katup A-V yang jaauh lebih besar. Juga karena penutupan dan penyemprotan yang berlangsung cepat, tetapi katup semilunaar cenderung mendapat abrasi mekanis yang lebih besar dibhandingkan dengan katup A-V, yang juga disokong oleh korda tendinea. Hal ini terlihat nyata dari keadaan anatomi katup aorta dan pumonalis, bahwa katup-katup ini dapat menyesuaikan diri dengan baik untuk dapat menahan trauma fisik tambahan ini (Guyton & Hall :2000).
SIKLUS JANTUNG PADA MANUSIA
Siklus jantung terdiri dari tiga kejadian (Anonim. 2008. Anatomi Fisiologi Sistem Cardiovaskuler. [online]. http:// Anatomi Fisiolog Sistem Cardiovaskuler«Fraxawant’s.htm).:
1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan repolarisasi.
2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
3. Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan dan penutupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
Adapun dalam melakukan satu siklus, jantung mengalami empat fase-fase (www.siklusjantung/wiki/org.com, diakses pada 20 November 2008):
1. Fase pengisian
Fase ini dimulai pada saat tekanan atrium meningkat, sehingga darah masuk dari atrium ke ventrikel yang tekanannya lebih rendah. Katup A-V 9Katu triikuspidal dan katup mitral) terbuka pada fase ini sehingga darah bias masuk ke dalam ventrikel.
2. Fase Kontraksi Isovolemik.
Terjadinya peningkatan tekanan pada ventrikel yang melebihi tekanan pada atrium menyebabkan katup A-V tertutup. Penutupan katup ini mengakibatkan bunyi jantung pertama dan merupakan awal dari systole. Darah yang pada fase pertama dikirim ke ventrikel oleh atrium tidak dapat lagi kembali ke atrium karena tertutupnya katup A-V dan adanya muskulus papilaris yang berkontraksi.
3. Fase Ejeksi
Fase ini dimulai dari tekanan ventrikel yang semakin meningkat dan melebihi tekanan pada arteri aorta dan pulmonalis. Peningkatan tekanan ventrikel ini mengakibatkan terbukanyaa katup semilunar (katup aorta dan katup pulmonal) sehingga darah dapat masuk ke arteri aorta dan pulmonal,
4. Fase Relaksasi Isovolimetrik
Keadaan ini berlangsung ketika tekanan ventrikelmulai menurun. Penurunan ini menyebabkan tekanan pada aorta dan arteri pulmonal lebih tinggi sehingga katup aorta dan pulmonal menutup. Namun, saat ventrikel berelaksasi, tekanan aorta besar berdilatasi mendorong darah kembali ke ventrikel sbelum katup semilinar tertupu dan ini merupakan denyut jantung kedua dan merupakan awal dari diastole.
PENGATURAN OLEH SISTOLE DAN DIASTOLE
a. Sistole
Kontraksi dari serat otot jantung dalam ventrikel disebut systole. Ketika ventrikel-ventrikel berkontraksi, mereka memompa darah dari ruangan ventrikel-ventrikel hingga arteri jantung. Ventrikel kiri dikosongkan ke aorta dan ventrikel kanan ke arteri pulmonal. Peningkatan tekanan ke kontraksi vebtrikel biasanya disebut tekanan sistolik (www.Heart Physiology.com, diakses pada 20 November 2008).
Selain itu, sistole adalah periode watu ketika jantung sedang berkontraksi. Periode spesifik ini terjadi ketika vebtrikel kiri dari jantung berkontraksi. Tekanan systole lebih jelas pada tekanan arteri maksimum selama kontraksi dari ventrikel kiri jantung (www.MedicineNet.com, dieakses pada 20 November 2008).
b. Diastole
Relaksasi dari serat otot jantung pada ventrikel disebut diastole. Ketika vebtrikel-ventrikel relaksasi/ beristirahat, mereka membuat ruangan untuk menerima darah dari atrium. Penurunan tekanan ini untuk berelaksasi dari ventrikel-ventrikel disebut tekanan diastole (www. Heart Physiology.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
BUNYI JANTUNG ATAU SUARA JANTUNG
Bunyi jantung adalah bunyi yang digenerasikan oleh detakan jantung dan hasil aliran darah yang melewatinya. Ini juga disebut detak jantung. Pada auskultasi jantung, salah satu pemeriksaan digunakan sebuah stetoskop untuk mendengarkan bunyi irama jantung, dimana menghasilkan informasi yang penting tentang kondisi dari jantung (www.HeartSound.com, diakses pada 20 November 2008).
Untuk orang dewasa yang sehat, terdapat dua bunyi jantung normal yang biasa digambarkan dengan bunyi “lub dan dub”, yang terjadi pada urutan dengan masing-masing denyut jantung. Ini adalah bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung kedua (S2). Hasil dari aliran turbulensi terhadap penutupan katup AV dan katup semilunar secara respek. Selain dari suara-suara normal ini, variasi dari bunyi-bunyi yang lain mungkin juga termasuk murmur jantung, bunyi-bunyi adenitis, dan irama gallop S3 dan S4 (www.HeartSound.com, diakses pada 20 November 2008).
1. Bunyi Jantung Pertama (S1)
Semula diduga bahwa penyebab dari bunyi jantung adalah benturan dari daun-daun katup secara bersama-sama sehingga menimbulkan getaran, tetapi hal ini ternyata hanya menimbulkan suara lemah, jika tidak sama sekali, akibat efek peredaman oleh darah. Ternyata, penyebab bunyi ialah getaran pada katup yang tegang segera setalah penutupan bersama dengan getaran daarah yang berdekatan, dinding jantung, dan pembuluh-pembuluh utama sekitar jantung. Jadi,dalam mencetuskan bunyi jantung pertama, kontraksi ventrikel menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba yang mengenai katup A-V (katup mitral dan katup trikuspidal), sehingga katup ini mencembung kea rah atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini. Elastisitas dari katup yang tegang kemudian akan mendorong daarah kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan. Peristiwa ini menyebabkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada, sehingga dapat terdengar sebagai bunyi melalui stetoskop (Guyton & Hal : 2000).
2. Bunyi Jantung Kedua (S2)
Bunyi ini ditimbulkan oleh penutupan katup semilunar yang berlangsung tiba-tiba. Ketika katup semilunar menutup, katup ini menonjol kea rah ventrikel dan regang elastic katup akan melentingkan darah kembali ke arteri, yang menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara dinding arteri dan katup semilunar dan juga antara katup dan dinding ventrikel. Getaran yang terjadidi dinding arteri kemudian dihantarkan di sepanjang arteri. Bila getaran dari pembuluh atau vebtrikel mengenai “dinding suara”, misalnya dinding dada, getaran ini menimbulkan suara yang dapat didengar (Guyton & Hall : 2000).
Bunyi jantung kedua secara normal memiliki frekuensi lebih tinggi daripada bunyi jantung pertama karena dua alas an berikut:
a. Ketegangan katup semilunaris jauh lebih besar dibandingkan dengan katup A-V
b. Koefisien elastisitas arteri lebih besar sehingga menyebabkan ruang-ruang utama jantung bergetar selaama bunyi kedua, bandingkan dengan ruang ventricular yang jauh lebih longgar yang menimbulkan system getaran pada bunyi jantung pertama.
3. Bunyi Jantung Ketiga (S3)
Ada beberapa macam sebutan untuk bunyi jantung ketiga yaitu, protodiastolik gallop, ventricular gallop,dsb. Suara jantung ketiga biasanya pada pemuda dan beberapa atlet yang terlatih, tetapi juga kemudian muncul kembali dalam kehidupan, itu merupakan sinyal dari problem jantung seperti kegagalan ventrikel kiri seperti pada CHF. S3 juga disebabkan oleh osilasi dari darah bolak-balik dan keempat diantara dinding-dinding dari ventrikel-ventrikel diinisiasikan oleh getaran darah dari atrium. Alasan sehingga bunyi jantung ketiga tidak terjadi sampai sepertiga bagian dari diastole adalah kemungkinan karena pada awal bagian dari diastole. Ventrikel-ventrikel yang tidak diisi cukup untuk menciptakan ketegangan yang cukup untuk gema. Hal ini mungkin juga hasil dari tensing dari chordate tendineae cepat saat mengisi dan peluasan kamar jantung (www.Normal_Heart_Sound/wiki/org.com, diakses pada 20 Novemberv 2008).
4. Bunyi Jantung Keempat/Bunyi Atrium (S4)
Pada beberapa orang, bunyi atrium dapat terekam pada fonokardiogram, tetapi dengan stetoskop hamper tidak dapat terdengar karena frekuensinya yang rendah biasnya 20 siklus/detik atau kurang. Bunyi ini timbul pada waktu atrium berkontraksi, dan mungkin disebabkan oleh munculnya darah ke dalam vebtrikel, sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi jantung ketiga (Guyton & Hall : 2000).
TEMPAT UNTUK MELAKUKAN AUSKULTASI BUNYI JANTUNG NORMAL
Tempat untuk mendengarkan berbagai bunyi jantung tidak tepat diatas katup yang akan didengarkan. Tempat mendengarkan bunyi katup aorta terletak diatas aorta karena penghantaran suara naik ke aorta, area pulmonal terletak diatas arteri pulmonal, area trikuspidal berada diatas ventrikel kanan, dan area mitral di atas apeks jantung, yang merupakan bagian ventrikel kiri. Yang terdekat dengan diding dada karena jantung berputar sedemikian rupa sehingga sebagaian besar ventrikel kiri terletak dibelakang ventrikel kanan. Dengan kata lain, bunyi dari katup-katup A-V dihantarkan ke dinding dada melalui ventrikel yang bersangkutan., sedangkan bunyi dari katup-katup semilunaris dihantarkan terutama sepanjang pembuluh besar yang berasal dari jantung (Zaicong Li : 2002).
Kamis, 27 November 2008
Minggu, 09 November 2008
mY_ bioData
hai.. hai.. ni' bLokx tHina
kenaLin nama Lengkapx RASTINA....
oRangx ceRia.. RamaH.. baik Hati.. pokokx semua2x y menyangkut pRibadix d jamin baik_LoH... ^_^
kenaLin nama Lengkapx RASTINA....
oRangx ceRia.. RamaH.. baik Hati.. pokokx semua2x y menyangkut pRibadix d jamin baik_LoH... ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)